Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membuat Hay dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi

Cara Amoniasi dan Penyimpanan Jerami Dalam Bentuk Hay 

halo kawan kawan semuanya, kali ini saya akan membagikan bagaimana cara Membuat Hay dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi. sebelum itu kita harus tau apa itu jerami.

 pengertian jerami:

 Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. (wikipedia.org). Sedangkan Jerami padi merupakan produk samping tanaman padi yang tersedia dalam jumlah relatif banyak. Ketersediaan jerami padi yang cukup melimpah merupakan peluang untuk dimanfaatkan sebagai pakan sumber energi bagi ternak ruminansia (Antonius, 2009). Jerami padi adalah bagian batang tumbuh yang setelah dipanen bulir-bulir buah bersama atau tidak dengan tangkainya dikurangi dengan akar dan bagian batang yang tertinggal setelah disabit. Jerami padi memiliki beberapa kelemahan antara lain: kandungan serat kasar yang tinggi, kurang palatabel, dan sifat amba yang tinggi (Widodo et al., 2012).

Jerami padi merupakan limbah dari industri pertanian padi yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ketersediaannya yang melimpah dan belum banyak dimanfaatkan membuat jerami ini hanya dibakar saja setelah panen. Dengan kondisi tersebut jerami padi memiliki nilai ekonomis yang sangat rendah. Ini sangat baik dianfaatkan untuk pakan ternak, terutama bagi peternak sapi.
contoh amoniasi jerami
contoh amoniasi jerami
Jerami padi yang diberikan tanpa adanya perlakuan memiliki nilai nutrisi yang tidak begitu baik. Selain itu palatabilitasnya juga rendah sehingga ternak kurang menyukai pakan ini dan pertumbuhan ternak juga tidak begitu memuaskan. Oleh karena itu perlu dilakukan fermentasi untuk meningkatkan nilai nutrisi dan juga tingkat palatabilitasnya. 

Prinsip Amoniasi Jerami Padi. 

didalam tumbuhan terutama jerami pasi terdaat zat Sellulosa dan hemisellulosa. zat ini adalah bagian dari serat kasar hijauan Keduanya secara kimia merupakan rantai yang panjang dari glukosa. Ikatan rantai ini cukup kuat. Disamping itu mereka berikatan pula dengan lignin, ikatan inipun lebih kuat dari ikatan diantara sellulosa tadi. Semuanya itu secara bersama-sama cukup tahan terhadap pengaruh enzim yang dikeluarkan oleh mikroba rumen (pencernaan).
Jika rangkaian ini dapat lepas maka sellulosa dan hemisellulosa tadi dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak sebagai energi. secara teknis amoniasi adalah memotong ikatan rantai tadi dan membebaskan sellulosa dan hemisellulosa agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak, yaitu ternak mruminansia.

proses pembuatan amoniasi jerami
proses pembuatan amoniasi
 Pada prinsipnya, kita menambah amoniak pada jerami padi (Jerami Amoniasi), agar memecahkan ikatan lignin Selulosa, ikatan yang sangat kuat sehingga sulit untuk dicerna oleh sapi, menjadi karbohidrat yang sederhana, sehingga jerami yang telah diamoniasi akan mudah dicerna oleh ternak.
Amoniak (NH3) yang berasal dari urea akan bereaksi dengan jerami padi. Dalam hal ini ikatan tadi lepas diganti mengikat NH3, dan sellulosa serta hemisellulosa lepas. Ini semua berakibat pada kecernaan meningkat, juga kadar protein jerami padi meningkat; NH3 yang terikat berubah menjadi senyawa sumber protein.

Keuntungan amoniasi adalah :

  • Kecernaan meningkat
  • Protein jerami meningkat.
  • Menghambat pertumbuhan jamur.
  • Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami. 

Bahan-bahan yang diperlukan untuk  Amoniasi Jerami:

bahan

  1.    Jerami Padi
  2.     Urea
  3.     Air

Alat:

  1.     Lembaran Plastik
  2.     Timbangan
  3.     Ember Plastik
  4.     Sabit
  5.     Lubang tempat penimbunan jerami.

proses pengolahan jerami dengan proses amoniasi

Berikut bahan, alat dan cara dalam pembuatan hay dari jerami padi :

  1. Siapkan jerami padi yang telah kering dalam bentuk gulungan atau blok. Usahakan berat jerami padi tersebut ditimbang. Ini untuk menentukan jumlah urea yang akan digunakan dalam fermentasi ini. atau cara kedua  Timbang jerami pada sesuai kebutuhan kemudian dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 10 cm
  2. Masukan jerami padi kedalam plastik besar pembungkus jerami. Sebelum jerami dibungkus, press jerami semaksimal mungkin agar udara yang ada didalam plastik keluar. Apabila udara di dalam terlalu banyak maka akan dapat meyebabkan kegagalan proses fermentasi.
  3. Taburkan urea sebanyak 3% dari berat jerami padi. Apabila menggukan satu ton (1000 Kg) jerami padi maka digunakan 30 Kg urea. Untuk penaburan urea ditaburkan per lapis jerami. Jadi jerami yang ditumpuk tadi terdiri dari beberapa lapisan.
  4. Tutup plastik atau kotak tersebut. INGAT, sebelum menutup usahakan udara dalam palstik atau kotak tersebut seminimal mungkin. Kemudian letakan sebuah pemberat diatasnya agar pasltik tidak terbuka (karena sebagian orang menggunakan plastik terpal sehingga tidak menggunakan ikatan tapi ditutupi saja).
  5. Fermentasi ini akan berlangsung lebih kurang hingga 22 hari dan dapat digunakan sebagai pakan ternak. Sebelum diberikan kepada ternak sebaiknya diangin-anginkan lebih kurang 1 hari untuk menghilangkan bau fermentasi. jerami amoniasi sudah dapat dipergunakan sebagai pakan ternak.

setelah semua proses diatas selesai maka ciri-ciri fermentasi jerami yang berhasil yaitu sebagai berikut :

  • Tekstur jerami padi tersebut lebih lembut dibandingkan jerami yang tidak difermentasi
  • Terasa kering saat digenggam
  • Warna menjadi berubah sedikit kecoklat-coklatan
Cara Mengawetkan Jerami Menjadi Hay atau Dengan Dikeringkan 

pengertian HAY (dibaca heiy)

contoh pembuatan hay di luar negri
contoh pembuatan hay

Tanaman hijauan yang di awetkan dengan cara di keringkan dibawah sinar matahari kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30% disebut HAY. Pengawetan dengan cara ini jarang sekali di lakukan oleh peternak di Indonesia, mungkin karena jumlah hijauan yang tersedia relatif tak terbatas. Lain halnya dengan di negara empat musim, dimana hijauan yang tersedia pertahun sangat amat terbatas. Tak dapat di pungkiri bahwa ketersediaan hijauan yang tak terbatas di Indonesia, justru lebih menyusahkan peternak di saat musim panas, walaupun sebetulnya hijauan relatif masih tersedia.

Tujuan pembuatan hay

adalah : untuk persediaan makanan ternak di musim kering, memanfaatkan hijauan pada saat pertumbuhan terbaik, mendayagunakan hijauan limbah dari tanaman kacang kacangan dan padi-padian sebagai pakan dalam perjalanan lintas Benua.

Prinsip pembuatan hay

yaitu menurunkan kadar air menjadi 15-20% dalam waktu singkat dengan panas matahari maupun buatan. Lama pengeringan tergantung sumber panas, kelembaban, fisik hijauan.
Hijauan kasar biasanya lebih lama di keringkan debandingkan yang halus. Tanaman yang telah di potong dari kebun kemudian di keringkan, maka dalam periode pengeringan ini masih terjadi respirasi yang merubah zat pati menjadi glukosa yang akhirnya peca mejadi H2O & CO2, hal inilah yang mengurangi kualitas dari hay.
jerami hay
jerami hay
Untuk menghindari kehilangan zat makanan terlalu banyak, pengeringan harus di lakukan secepat mungkin, penyinaran yang singkat dan jangan sampai kehujanan. Proses kehilangan selanjutnya pada tahap penyimpanan dan pengangkutan, sebab pengangkutan yang kurang hati hati dapat merusak fisik hijauan. Saat penyinaran yang buruk zat makanan yang hilang atau rusak mencapai 50-60%, tapi dalam cuaca yang baik hanya kehilangan 25% saja.

Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat Hay :

– Bertekstur halus atau yang berbatang halus agar mudah kering
– Dipanen pada awal musim berbunga.
– Hijauan (tanaman) yang akan dibuat hay dipanen dari area yang subur.
– Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.

Terdapat dua metode dalam proses pengeringan dalam pembuatan Hay

Pengeringan dengan panas buatan :

Biasanya dilakukan di Negara 4 musim atau sub tropis, sebab lamanya penyinaran matahari lebih pendek di bandingkan Negara tropis, dengan suhu pengeringan mencapai 600-800 Celcius. Kelebihannya adalah lebih cepat dan praktis. Kekurangannya adalah perlu biaya dan kehilangan Vit D.

Pengeringan panas matahari : 

di jemur di bawa sinar matahari, usahakan jerami jangan sampai keriting dan tempat penjemuran di beri alas jangan langsung menyentuh tanah. Tempat menjemur terbaik dengan menggunakan para para.

metode penjemura HAY

Metode Hamparan

Merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 – 30% (tanda: warna kecoklat-coklatan).

 Metode Pod

Dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 – 3 hari (kadar air ±50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.

Nutrisi Yang Terkandung Dalam Jerami Padi yang Belum Difermentasi Dan Jerami Padi Hasil Fermentasi

Menurut Koddang (2008) jerami padi mengandung 84,22% bahan kering (BK), 4,60% protein kasar (PK) , 28,86% serat kasar (SK), 1,52% lemak kasar (LK), 50,80% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Menurut Yunilas (2009) bahwa tingginya kandungan lignin dan silika pada jerami padi menyebabkan daya cernanya menjadi rendah. Ditambahkan oleh Zulkarnaini (2009) bahwa kandungan lignin dan silika pada jerami padi cukup tinggi yakni mencapai 7,46% dan 11,45%. Kandungan nutrisi jerami padi berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh umur panen, jenis padi serta lokasi.
menurut Sarwono dan Arianto (2003) menambahkan bahwa kandungan nutrisi jerami padi dapat dilihat pada tabel 1.

TABEL KOMPOSISI nutrisi jerami padi
TABEL KOMPOSISI nutrisi jerami
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kandungan nutrisi jerami padi sangat rendah. Maka dari itu sebelum jerami padi diberikan kepada ternak sebaiknya dilakukan proses fermentasi terlebih dahulu. Proses fermentasi jerami padi yang dikembangkan oleh Haryanto (2003) yaitu dengan menggunakan 2,5 kg probion dan 2,5 kg urea dengan 1000 kg dan diperam selama 21 hari mampu meningkatkan kandungan protein kasar dari 3% menjadi 7% dan meningkatkan daya cerna dari 28-30% menjadi 50-55%. Ditambahkan oleh Utomo (2004) jerami padi hasil fermentasi mengandung PK sebesar 7,16% lebih tinggi dari pada PK jerami padi yang tidak terfermentasi yakni 5,72%.

Selama proses fermentasi telah terjadi perombakan karbohidrat terstruktur dan karbohidrat non struktur terbukti oleh turunnya kandungan SK pada jerami padi fermentasi sebesar 30,90% dari kandungan SK jerami padi tidak terfermentasi sebesar 32,56% (Utomo, 2004). Jerami padi fermentasi mengandung 79,1% BK, 7,7% PK, 32,2% SK, 2,4% LK, dan 54,6% TDN (Agus et al., 2005). Ditambahkan oleh Mahendri et al. (2006) bahwa pemberian jerami padi fermentasi yang ditambah dengan konsentrat pada sapi PO mampu meningkatkan bobot badan harian 1,02 kg/ekor/hari.

Diolah dari berbagai sumber
elinotes
elinotes hay namaku eli setiawan biasa dipanggil eli, saya adalah admin elinotes dari blog elinotes.com yang membahas artikel teknologi, blogger, software, hewan, aplikasi, dll. kunjungi profil google developer https://g.dev/elinotes dan silakan apabila membutuhkan jasa Content Placement elinotes review diblog ini bisa kirim email ke [email protected]

Posting Komentar untuk "Membuat Hay dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi"