pemeliharaan ayam kampung sistim umbaran
ayam kampung sudah dibudidayakan sejak lama oleh masyarakat Indonesia terutama yang tinggal di pedesaan dan di daerah-daerah pinggiran kota (sub urban). Pemeliharaan ayam kampung umumnya secara diumbar di halaman dan di kebun sekitar rumah. Sebagian kecil masyarakat mengusahakannya secara semi intensif dan intensif.
pemeliharaan ayam kampung sistim umbaran merupakan sistem yang diadopsi oleh kebanyakan masyarakat di pedesaan,bahkan di sekitar pinggiran kota (suburban) masih dapat kita temukan masyarakat memelihara ayam Kampung dengan sistem ini. Sistem ini cukup menguntungkan, apbila tidak terjadi serangan penyakit. Untuk jumlah pemilikan yang terbatas pemeliharaan ayam secara diumbar ini merupakan usaha keluarga sebagai tabungan
selama ayam-ayam tidak mengganggu tanaman pekarangan, kebun maupun padi di sawah. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang dapat menyediakan
pakan (biji-bijian seralia, rumput, serangga, cacing, kodok kecil dan sebagainya) sepanjang hari. Kondisi lahan umbaran dengan hampir seluruh permukaan tanah tertutup
tetumbuhan seluas 1 hektar diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan untuk sebanyak 1000 ekor ayam dewasa, atau diperkirakan setiap ekor ayam dewasa memerlukan lahan umbaran 10 m2, meskipun dalam pengelolaannya, pemberian pakan tambahan dan/atau pengurangan populasi perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesehatan dan produktifitas ayam.
pemukiman yang padat tentu saja sangat sulit untuk memelihara ayam kampung dengan sistem diumbar ini.
bening dan bulat, tidak suka mematok betina lain (kanibal) dan tidak pernah terserang penyakit menular.
Paling sedikit 1 ekor jago dewasa mampu kawin berumur 1-2 tahun, sehat, lincah, penampilan tegap, bulu halus mengkilap mata bening dan bulat, tidak mematok betina didekatnya dan tidak pernah terserang penyakit menular.
Bibit ayam kampung yang idealnya dapat diperoleh dari tetangga (kalau ada) agar sudah terbiasa dengan lingkungan baru di halaman kita. Namun apabila diperoleh jauh, dari pasar misalnya, maka diperlukan beberapa penanganan persiapan sebelum dilepas. Penanganan ini sangat dianjurkan selain untuk memperkuat ketahanan tubuh ayam, juga untuk mencegah penularan penyakit terhadap lingkungan baru. Penanganan tersebut adalah: Dikurung dalam kandang individu panggung berlantai bambu atau kawat yang bersih cukup dengan cahaya dan ventilasi selama kurang lebih 2 minggu Pengandangan panggung individu dimaksudkan untuk menghindari penyebaran penyakit, karena selain terpisah satu sama lain, kotoran berpenyakit langsung jatuh ke tanah terpisah dari ayamnya. Diberi makan secukupnya dengan pakan jadi komersial maksimum 100 gram/ekor/hari. Air minum tawar minimum 200 ml pada suhu lingkungan 20o C sampai 400 ml pada suhu lingkungan 32oC per ekor per hari.
Pada hari pertama ayam diberi minuman yang dicampur dengan multivitamin antistress sesuai dosis tertera dalam kemasan. Hari ke tiga atau keempat setelah terlihat ayam
tenang, kemudian diimunisasi terhadap penyakit tetelo dengan vaksin inaktif (virus didalam kemasan sudah mati), yang disuntikan ke dalam daging dada dengan dosis sesuai petunjuk tertera pada kemasan vaksin yang dipakai terus diberikan selama 3 hari. Obat cacing diberikan dalam air minum dengan dosis sesuai dengan anjuran tertera pada kemasan.Vaksin ND aktif dapat diberikan lagi sebelum ayam-ayam dilepaskan diumbar di halaman. Dibawah kandang diberi lapisan kapur secukupnya dan sekam atau kotoran gergaji untuk menyerap air yang keluar bersama kotoran. Kotoran ayam yang jatuh ke bawah dari kandang, dibersihkan setiap hari kemudian dimasukkan ke dalam lubang dalam tanah dan dikubur.
ayam dan luasan lahan tersedia. Kandang tersebut terbuat ari dinding bambu dengan atap rumbia, genteng atau seng, kemudian diberi pintu yang dilengkapi dengan kunci. Sangkar tempat bertelur dan mengeram berdiameter 40 cm harus disediakan cukup untuk sejumlah ayam induk yang dipelihara; terlindung dari air hujan dan terik matahari. Lantai sangkar biasanya diisi dengan tangkai padi kering atau rumput kering. Pakan dan air minum Ayam-ayam yang diumbar biasanya tidak pernah diberi pakan khusus karena diharapkan pakan diperoleh dari
sekitar lahan umbaran, namun apabila ada modal, pemberian pakan sederhana di pagi hari sangat baik.
tidak pernah disediakan, karena ayam-ayam dapat mencari
sendiri sesuai dengan kebutuhan. Penyediaan air tawar
bersih disekitar kandang sangat dianjurkan terutama pada
cuaca terik.
Untuk memudahkan pengenalan, ayam-ayam sebaiknya diberi tanda atau biasanya kita mengenali dari ciri-ciri tampilannya.Meskipun sedikit sekali pasokan (input) yang disediakan
untuk kehidupan ayam kampung diumbaran, perlindungan terhadap cuaca dingin, hujan dan/ atau terik matahari perlu dilakukan untuk mempertahankan daya tahan tubuh ayam, sehingga tidak mudah sakit atau mati, karena sakit dan kematian ini merupakan faktor yang sangat merugikan
mangingat jumlah pemilikan relatif sedikit. Pada malam hari sebaiknya ayam dimasukan ke dalam kandang dan pagi hari bisa dilepas kembali.
Vaksinasi terhadap penyakit tetelo (ND=Newcastle desease) sebaiknya dilakukan teratur.
Melakukan pengamatan pada ayam-ayam sangat penting terutama apabila ada ayam-ayam yang sakit atau kurang sehat, yang dipelihara khusus terpisah dari ayam-ayam
sehat. Dalam rangka mempertahankan mutu, ayam-ayam yang dipilih, baik itu untuk dijual maupun dipotong untuk konsumsi keluarga, sebaiknya ayam yang dijual jangan ayam yang paling bagus, karena dapat dipakai lagi sebagai induk-induk atau jago yang dapat menurunkan anak-anaknya yang baik. Begitu juga dengan telur untuk dijual dan/ atau konsumsi
sendiri, sebaiknya dipilih telur-telur dengan bentuk-bentuk tidak baik seperti bulat, telalu lonjong, berkulit kasar, serta ukuran yang kecil. Sementara telur-telur bagus dan besar-
besar sebanyak 7 butir dapat ditetaskan untuk memproduksi anak ayam
terdiri atas:
Induk-induk ayam umur 6 bulan, mulai bertelur untuk selama kurang lebih 2 minggu menghasilkan telur 10 butir. Kemudian mengeram selama 3 minggu dan menetaskan anak sebanyak 7 ekor. Kemudian mengasuh anaknya selama 8 minggu dengan
sisa anak hidup 6 ekor ( 3 jantan, 3 betina). Maka setiap ekor induk selama 12 bulan (52 minggu) sejak ayam bertelur, dia akan menghasilkan 4 siklus dengan 12 butir telur dan 12 ekor anak jantan dan 12 ekor anak betina.
Siklus produksi telur dan anak ayam disajikan pada bagan di bawah
jika ingin download materi ini bisa ke halaman berikut ini
pemeliharaan ayam sistim umbaran
sistem pemeliharaan ayam kampung secara diumbar di halaman masih banyak ditemui di lingkungan pedesaan. Sistem pemeliharaan dengan ayam kampung diumbar mempunyai kelebihan yaitu sistem yang sangat sederhana tanpa terlalu banyak pasokan (input) produksi terutama pakan, karena ayam dapat memperoleh sendiri pakannya dari lahan umbarannya. Kelemahan pemeliharaan ayam kampung sistim umbaran adalah keamanan dari predator dan penyakit disebabkan terjadinya kontak dengan berbagai macam ayam yang ada di umbaran.pemeliharaan ayam kampung dengan numbaran |
pemeliharaan ayam kampung sistim umbaran merupakan sistem yang diadopsi oleh kebanyakan masyarakat di pedesaan,bahkan di sekitar pinggiran kota (suburban) masih dapat kita temukan masyarakat memelihara ayam Kampung dengan sistem ini. Sistem ini cukup menguntungkan, apbila tidak terjadi serangan penyakit. Untuk jumlah pemilikan yang terbatas pemeliharaan ayam secara diumbar ini merupakan usaha keluarga sebagai tabungan
ayam kampung yang diumbar |
cara memelihara ayam dengan diumbar
berikut adalah tips atau Beberapa hal yang mungkin harus diperhatikan dalam memelihara ayam kampung dengan sistem diumbar atau umbaran adalah:Lingkungan.
Apabila kita tinggal di pedesaan dengan lingkungan halaman, kebun dan sawah yang masih relatif luas, maka pemeliharaan sistem diumbar masih memungkinkan,selama ayam-ayam tidak mengganggu tanaman pekarangan, kebun maupun padi di sawah. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang dapat menyediakan
pakan (biji-bijian seralia, rumput, serangga, cacing, kodok kecil dan sebagainya) sepanjang hari. Kondisi lahan umbaran dengan hampir seluruh permukaan tanah tertutup
tetumbuhan seluas 1 hektar diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan untuk sebanyak 1000 ekor ayam dewasa, atau diperkirakan setiap ekor ayam dewasa memerlukan lahan umbaran 10 m2, meskipun dalam pengelolaannya, pemberian pakan tambahan dan/atau pengurangan populasi perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesehatan dan produktifitas ayam.
Kondisi pemukiman
mungkin lebih banyak menentukan keberhasilan pemeliharaan sistem diumbar ini. Kondisipemukiman yang padat tentu saja sangat sulit untuk memelihara ayam kampung dengan sistem diumbar ini.
Bibit ayam
Untuk unit terkecil satu keluarga kecil yang sudah disibukan dengan pekerjaan usahatani tanaman pangan, Paling sedikit 5 ekor ayam betina dewasa muda baru bertelur sekali, umur 7-9 bulan, sehat, lincah, penampilan tegap, bulu halus mengkilap, matabening dan bulat, tidak suka mematok betina lain (kanibal) dan tidak pernah terserang penyakit menular.
Paling sedikit 1 ekor jago dewasa mampu kawin berumur 1-2 tahun, sehat, lincah, penampilan tegap, bulu halus mengkilap mata bening dan bulat, tidak mematok betina didekatnya dan tidak pernah terserang penyakit menular.
Bibit ayam kampung yang idealnya dapat diperoleh dari tetangga (kalau ada) agar sudah terbiasa dengan lingkungan baru di halaman kita. Namun apabila diperoleh jauh, dari pasar misalnya, maka diperlukan beberapa penanganan persiapan sebelum dilepas. Penanganan ini sangat dianjurkan selain untuk memperkuat ketahanan tubuh ayam, juga untuk mencegah penularan penyakit terhadap lingkungan baru. Penanganan tersebut adalah: Dikurung dalam kandang individu panggung berlantai bambu atau kawat yang bersih cukup dengan cahaya dan ventilasi selama kurang lebih 2 minggu Pengandangan panggung individu dimaksudkan untuk menghindari penyebaran penyakit, karena selain terpisah satu sama lain, kotoran berpenyakit langsung jatuh ke tanah terpisah dari ayamnya. Diberi makan secukupnya dengan pakan jadi komersial maksimum 100 gram/ekor/hari. Air minum tawar minimum 200 ml pada suhu lingkungan 20o C sampai 400 ml pada suhu lingkungan 32oC per ekor per hari.
Pada hari pertama ayam diberi minuman yang dicampur dengan multivitamin antistress sesuai dosis tertera dalam kemasan. Hari ke tiga atau keempat setelah terlihat ayam
tenang, kemudian diimunisasi terhadap penyakit tetelo dengan vaksin inaktif (virus didalam kemasan sudah mati), yang disuntikan ke dalam daging dada dengan dosis sesuai petunjuk tertera pada kemasan vaksin yang dipakai terus diberikan selama 3 hari. Obat cacing diberikan dalam air minum dengan dosis sesuai dengan anjuran tertera pada kemasan.Vaksin ND aktif dapat diberikan lagi sebelum ayam-ayam dilepaskan diumbar di halaman. Dibawah kandang diberi lapisan kapur secukupnya dan sekam atau kotoran gergaji untuk menyerap air yang keluar bersama kotoran. Kotoran ayam yang jatuh ke bawah dari kandang, dibersihkan setiap hari kemudian dimasukkan ke dalam lubang dalam tanah dan dikubur.
Perkandangan ayam kampung umbaran
Untuk ayam-ayam yang diumbar, sebaiknya disediakan kandang tempat berteduh dari terik matahari, guyuran air hujan dan bermalam. Ukuran kandang tergantung jumlahayam dan luasan lahan tersedia. Kandang tersebut terbuat ari dinding bambu dengan atap rumbia, genteng atau seng, kemudian diberi pintu yang dilengkapi dengan kunci. Sangkar tempat bertelur dan mengeram berdiameter 40 cm harus disediakan cukup untuk sejumlah ayam induk yang dipelihara; terlindung dari air hujan dan terik matahari. Lantai sangkar biasanya diisi dengan tangkai padi kering atau rumput kering. Pakan dan air minum Ayam-ayam yang diumbar biasanya tidak pernah diberi pakan khusus karena diharapkan pakan diperoleh dari
sekitar lahan umbaran, namun apabila ada modal, pemberian pakan sederhana di pagi hari sangat baik.
Pakan ayam umbaran
Pakan yang sering diperoleh di lahan umbaran terdiri dari sisa-sisa bijian seperti gabah, beras, jagung, nasi bekas, serangga, cacing, kodok, rumput. Adapun yang biasa diberikan hanyalah sisa-sisa dapur dan kalau ada diberi seduhan dedak padi halus bercampur menir.Air minum ayam umbaran
Air minum pun untuk sistem pemeliharaan umbaran praktistidak pernah disediakan, karena ayam-ayam dapat mencari
sendiri sesuai dengan kebutuhan. Penyediaan air tawar
bersih disekitar kandang sangat dianjurkan terutama pada
cuaca terik.
Tatalaksana pemeliharaanayam umbaran
Untuk memudahkan pengenalan, ayam-ayam sebaiknya diberi tanda atau biasanya kita mengenali dari ciri-ciri tampilannya.Meskipun sedikit sekali pasokan (input) yang disediakan
untuk kehidupan ayam kampung diumbaran, perlindungan terhadap cuaca dingin, hujan dan/ atau terik matahari perlu dilakukan untuk mempertahankan daya tahan tubuh ayam, sehingga tidak mudah sakit atau mati, karena sakit dan kematian ini merupakan faktor yang sangat merugikan
mangingat jumlah pemilikan relatif sedikit. Pada malam hari sebaiknya ayam dimasukan ke dalam kandang dan pagi hari bisa dilepas kembali.
Vaksinasi terhadap penyakit tetelo (ND=Newcastle desease) sebaiknya dilakukan teratur.
Melakukan pengamatan pada ayam-ayam sangat penting terutama apabila ada ayam-ayam yang sakit atau kurang sehat, yang dipelihara khusus terpisah dari ayam-ayam
sehat. Dalam rangka mempertahankan mutu, ayam-ayam yang dipilih, baik itu untuk dijual maupun dipotong untuk konsumsi keluarga, sebaiknya ayam yang dijual jangan ayam yang paling bagus, karena dapat dipakai lagi sebagai induk-induk atau jago yang dapat menurunkan anak-anaknya yang baik. Begitu juga dengan telur untuk dijual dan/ atau konsumsi
sendiri, sebaiknya dipilih telur-telur dengan bentuk-bentuk tidak baik seperti bulat, telalu lonjong, berkulit kasar, serta ukuran yang kecil. Sementara telur-telur bagus dan besar-
besar sebanyak 7 butir dapat ditetaskan untuk memproduksi anak ayam
Pola produksi ayam sistem umbaran
Pola produksi ayam kampung diumbar secara umum dalam satu siklus (bertelur-mengeram-mengasuh anak) akan menghabiskan waktu kurang lebih selama 13 minggu yangterdiri atas:
Induk-induk ayam umur 6 bulan, mulai bertelur untuk selama kurang lebih 2 minggu menghasilkan telur 10 butir. Kemudian mengeram selama 3 minggu dan menetaskan anak sebanyak 7 ekor. Kemudian mengasuh anaknya selama 8 minggu dengan
sisa anak hidup 6 ekor ( 3 jantan, 3 betina). Maka setiap ekor induk selama 12 bulan (52 minggu) sejak ayam bertelur, dia akan menghasilkan 4 siklus dengan 12 butir telur dan 12 ekor anak jantan dan 12 ekor anak betina.
Siklus produksi telur dan anak ayam disajikan pada bagan di bawah
Siklus produksi satu tahun ayam kampung umbaran |
Produksi telur dan anak ayam dari 5 induk ayam Kampung umbaran |
Analisis finansial ayam sistim umbaran
Perhitungan dimulai sejak dibelinya induk-induk sampai jangka waktu pemeliharaan 12 bulan. Input produksi yang dikemukakan merupakan input maksimum yang dibutuhkan untuk pemeliharaan ayam. simak gambar berikut iniAnalisis usaha finansial ayam sistim umbaran |
Posting Komentar untuk "pemeliharaan ayam kampung sistim umbaran"
Silakan berkomentar dengan sopan di blog elinotes review.