penyakit Mastitis pada ternak ruminansia perah
Definisi penyakit MASTITIS
Mastitis adalah peradangan jaringan kelenjar susu/ambing ditandai adanya perubahan fisik, kimia, mikrobiologi serta adanya peningkatan jumlah sel radang terutama leukosit (sel darah putih) di dalam susu, perubahan patologi jaringan ambing (Philpot, 1984).
Penyakit mastitis pada kambing atau ruminansia |
Mastitis berdasarkan gejalanya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Mastitis Klinis
Mastitis klinis ditandai adanya gejala klinis berupa ambing bengkak, mengeras, rasa sakit, panas, kemerahan dan penurunan fungsi ambing. Kasat mata.Sedangkan mastitis sub-klinis merupakan mastitis yang tidak menunjukkan adanya gejala atau perubahan pada ambing dan susu yang dihasilkan. Hanya produksi susu turun drastis.
Mastitis Sub-klinis
Kejadian mastitis sub-klinis sangat penting dan perlu menjadi perhatian serius karena kasus ini 40 (empat puluh) kali lipat lebih banyak dari pada mastitis klinis. Kejadiannya, sebelum kasus mastitis klinis, kejadian penyakit berlangsung lama, sulit dideteksi, produksi susu turun, efek buruk terhadap kualitas susu, belum adanya perubahan ambing tetapi secara ekonomis sangat merugikan. Bentuk mastitis sub-klinis dapat menjadi reservoir (cadangan) bakteri penyebab infeksi dari hewan lain di sekitar peternakan.Penyebab penyakit Mastitis
Penyebab penyakit mastitis sebanyak 90 – 95% terjadi akibat adanya infeksi bakteri patogen :- Staphylococcus aureus;
- Streptococcus agalactiae;
- Streptococcus dysgalactiae;
- Streptococcus uberis (Philphot, 1984).
pengobatan penyakit mastitis
pengobatan penyakit mastitis pada hewan ternak umumnya dengan memberikan antibiotic long intra muscular. Tetapi untuk mempercepat prosese kesembuhan ternak, bisa juga dengan menambahkan dengan memberikan antiobiotik lagsung langsung ke ambing. Antibioti yang umumnya dipakai yaitu antibiotic berspectrum misalnya peniciline-streptomicine. Tetapi sekarang ini tersedia antibiotic yg khusus untk mengobati mastitis yakni Suanovil (spiramycine).pengobatan penyakit mastitis |
Tahap awal yg bisa kita lakukan untuk mengobati penyakit mastitis ini adalah dengan menyuntikkan penstrep intera mamae dgn takaran 0,8cc. Setelah disuntikkan beberapa hari, tetapi tedak menampakkan dan menunjukan kondisi yg baik. Kita bisa putuskan untk menggantikan obat antibiotic yg diberikan dgn suanovil. Suanovil yang dierikan intera muscular tetapi disuntikkan dekat dengan ambingnya, dengan takaran 1cc. sesudah diberikan dua hari, ambing yg busuk telah mengelupas mamea.
Untuk permukaan ternak yg mengalami peradangan dan mengalami kondisi luka, kita mesti semprotkan antiseptic seperti Gusanex. Ini kita lukakan untuk mencegah infeksi yg lebih parah lagi dari kontaminasi bakteri yg berasal dari lingkungan luar.
Terapi untuk penyakit Mastitis
Berdasarkan hasil penelitian untuk disertasi yang menghasilkan gelar DOKTOR oleh Ibu Nenny Harijani dimana saat ini beliau adalah Kepala Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya bahwa, mastitis bisa diobati tanpa antibiotika kimia. Yaitu dengan menggunakan bakteriosin, antibiotika alami yang dihasilkan oleh bakteri penghasil asam laktat (probiotika) Pediococcus pentosaceus.Bakteriosin itu merupakan senyawa protein yang terdiri dari polipeptida sebagai antibakteri yang bersifat BAKTERISIDA (membunuh) dan BAKTERIOSTATIK (menghambat) terhadap bakteri patogen penyebab mastitis.
bakteriosin |
Bila sudah sembuh dimana susunya sudah berbentuk normal (tidak pecah), bisa masuk kriteria susu layak konsumsi dan bisa langsung disetor untuk dijual karena tidak ada residu antibiotika kimia. Artinya akan terjadi penghematan produksi susu setidaknya selama 7 hari kali 20 liter susu per hari atau setara dengan minimum 140 liter yang mestinya dibuang menjadi bisa disetor atau dijual. Penghematannya setara dengan 140 liter kali Rp 6.000,- per liter, senilai Rp 840.000,-. Luar biasa banyaknya.
Pengobatan masititis dengan menggunakan antibiotika, bila sudah sembuh mastitisnya dan susu sudah tampak utuh (tidak pecah), susunya masih belum layak dikonsumsi karena masih ada residu antibiotika (withdrawal time) selama 7 – 14 hari. Susu harus dibuang, tidak boleh diikutkan untuk disetor atau dijual. Residu antibiotika di dalam susu segar bisa terdeteksi oleh alat tes kandungan antibiotika milik pabrikan (Industri Pengolah Susu = IPS).
Bakteriosin ini juga efektif untuk celup (dipping) puting setelah selesai pemerahan susu agar tidak terjadi mastitis. Penggunaan bakteriosin ini bisa menghasilkan susu yang masuk kriteria susu organik, bebas bahan kimia.
Posting Komentar untuk "penyakit Mastitis pada ternak ruminansia perah"
Silakan berkomentar dengan sopan di blog elinotes review.